Si Kecil Raspberry Pi

Halo kawan-kawan, apakah ada yang tahu atau pernah mendengar tentang Raspberry Pi? Pastinya bagi kawan-kawan yang belum pernah mendengar pasti mengira ini adalah buah Raspberry atau mungkin Pie Raspberry, ya tidak salah juga sih karena memang namanya mirip dengan salah satu dessert. Namun, yang akan kita bahas kali ini adalah microcontroller bernama Raspberry Pi.


Raspi atau Raspberry Pie merupakan komputer single board circuit yang berukuran hampir sama dengan handphone ini merupakan komputer SBC ini dapat bekerja layaknya desktop seperti membuat dokumen, mengolah data dengan spreadsheet, menonton film, bermain game, dan tentu saja coding. Komputer berukuran sebesar handphone ini telah menginspirasi para pencinta komputer di seluruh dunia semenjak komputer ini diperkenalkan pertama kali pada Februari 2012 yang lalu. Kemudian bermunculan berbagai ide-ide kreatif dari penggemar komputer di seluruh dunia.


Raspi atau Raspberry Pi komputer seukuran handpone yang dikembangkan oleh Raspberry Pi Foundation di Inggris yang diawali dari keinginan untuk mencetak pemrogram generasi baru, seperti disebutkan dalam situs resmi Raspberry Pi Foundation, waktu itu Eben Upton, Rob Mullins, Jack Lang, dan Alan Mycroft, dari Laboratorium Komputer Universitas Cambridge memiliki kekhawatiran melihat kian menurunnya keahlian dan jumlah siswa yang hendak belajar ilmu komputer. Mereka lantas mendirikan Raspberry Pi Foundation bersama dengan Pete Lomas dan David Braben pada 2009. Tiga tahun kemudian Raspberry Pi Model B memasuki produksi massal, dalam peluncuran pertamanya pada akhir Febuari 2012 dalam beberapa jam saja sudah terjual 100.000 unit. Pada bulan Februari 2016, Raspberry Pi Foundation mengumumkan bahwa mereka telah menjual 8 juta perangkat Raspi, sehingga menjadikannya sebagai perangkat paling laris di Inggris.
Dengan memanfaatkan teknologi SoC (system on chip), Raspberry Pi berjalan di atas arsitektur ARM11 seperti yang dapat ditemui pada iPhone maupun smartphone lain. Selain itu Raspberry Pi juga dilengkapi dengan videocore 4 GPU yang mampu memutar video dengan kualitas BluRay. Karena mengusung sistem operasi Linux, Raspberry Pi tidak hanya berguna untuk mahasiswa untuk belajar pemrograman tapi juga orang biasa maupun anak-anak baik untuk belajar maupun untuk membantu dalam kegiatan sehari-hari. Seiring dengan perkembangannya, banyak bermunculan proyek-proyek kreatif dengan menggunakan Raspberry Pi yang patut untuk diacungi jempol. 

Model-Model Raspberry Pi
Ada 4 model yang berbeda dari Raspi hingga saat ini, ayo kita bahas masing-masing agar kita bisa memilih yang sesuai dengan kebutuhan kita.

 Raspberry Pi A+ 
Raspberry Pi A+ adalah versi dari Raspberry Pi yang memiliki spesifikasi dan harga yang rendah. Versi ini hanya memiliki satu port USB, konsumsi daya yang rendah, tidak ada port Ethernet dan hanya memiliki 256mb RAM. Versi dari Raspi ini lebih cocok untuk proyek-proyek yang tidak memerlukan power besar untuk pemrosesan, kawan-kawan dapat menggunakannya untuk project-project seperti robotika atau pesawat atau mobil remote control.

 Raspberry Pi B dan B+
Raspberry Pi B+ dan B adalah versi selanjutnya dari Raspberry Pi A, versi B+ memiliki satu CPU core,  4 port USB, slot kartu micro SD dan konsumsi daya yang rendah. Hal ini meningkat dari model sebelumnya B yang hanya memiliki 2 port USB dan versi A+ 1 port USB, dan beberapa hal lainnya.

Raspberry Pi 2

Raspberry Pi 2 adalah versi penggati B+ dan memiliki kecepatan yang lebih cepat dari versi-versi sebelumnya. Raspberry Pi 2 memiliki spesifikasi  900 MHz quad core CPU dan 1 GB RAM, spesifikasi lainnya masih sama seperti versi sebelumnya. Raspberry Pi 2 adalah versi Raspberry yang cukup popular karena kekuatan pemrosesan dan jumlah port yang tersedia.

Raspberry Pi 3
Raspberry Pi 3 mungkin bisa dibilang merupakan versi Raspberry Pi dengan perubahan paling signifikan. Model baru ini masih dibanderol dengan harga yang sama yaitu US$35, tetapi kali ini sudah dilengkapi dengan Wi-Fi 802.11n dan Bluetooth versi 4.1. Sehingga pengguna yang ingin Raspberry Pi mereka terhubung dengan jaringan internet tidak perlu lagi repot menambahkan modul atau menggunakan slot RJ45. Tidak hanya itu, dari segi prosesor, Raspberry Pi 3 diklaim lebih cepat, karena Raspberry Pi 3 menggunakan prosesor ARM Cortex-A53 dari Broadcom, dengan spesifikasi 64-bit Quad-Core dan berkecepatan 1,2 Ghz. Ini merupakan peningkatan dari prosesor 32-bit 900Mhz di versi sebelumnya. Sedangkan untuk kapasitas RAM tidak mengalami perubahan, masih tetap menggunakan RAM 1 GB. Dengan kemampuan prosesor dan kapasitas RAM yang memadai, Raspberry Pi 3 mengalami peningkatan performa sebesar 50 persen dibandingkan versi sebelumnya. Dari segi desain dan struktur slot, Raspberry Pi 3 tidak mengalami banyak perubahan. Begitu juga dengan dukungan input dan output, Raspberry Pi 3 masih dilengkapi dengan empat slot USB, sebuah slot RJ45, dan dukungan GPIO 40 pin. Inilah versi tercepat dan terbaru yang bisa kawan-kawan dapatkan dan sesuai untuk proyek-proyek yang memerlukan kecepatan yang tinggi.

Gameboy yang ditenagai oleh Raspberry Pi
Itulah kawan-kawan pengenalan mengenai Raspberry Pi, microcontroller yang dapat diprogram serta modifikasi juga untuk menjadi sesuatu yang bermanfaat seperti Baby Monitor, Remote Control Car, dan lain-lain serta dapat digunakan untuk berbagai proyek. Microcontroller ini dapat memicu semua orang khususnya para generasi muda untuk mulai belajar pemrograman dasar serta meningkatkan kreativitas mereka. Tidak hanya bagi para pemulai namun juga para developer, karena mempermudah para developer untuk membuat sesuatu yang luar biasa dari hardware yang sekecil itu. Artikel selanjutnya yaitu tentang proyek-proyek DIY (Do It Yourself) atau proyek yang bisa kita lakukan sendiri atau berkelompok dengan menggunakan microcontroller khusunya Raspberry Pi. Sudah tidak sabar kan, proyek DIY apa saja yang akan dibahas. Tetap ikuti blog ini ya kawan-kawan.

Unknown

Nama saya Pandu Satria Fajar Madhani, saya merupakan siswa SMK TI Bali Global Singaraja. Saya senang bermain musik dan desain grafis serta menulis.

No comments:

Post a Comment